Tarif Trump dan Kita

Pada 2 april 2025, Presiden Donald Trump meluncurkan kebijakan Liberation Day. Isinya bukan proklamasi namun mencari keseimbangan perdagangan katanya. Bukan lain yang menghebohkan adalah kenaikan tarif impor dari US yang alasannya adalah defisit perdagangan US dengan negara lain. Di mana negara lain mengalami surplus sementaran Amerika mengalami defisit dalam transaksi ekspor impor tersebut secara jumlah semuanya. Kelihatan adil ya dan bisa dimengerti dengan mudah. Namun apakah seperti itu atau semudah itu? Tentu saja tidak karena mempengaruhi neraca perdagangan yang banyak dan tentu saja rakyat US akan juga mengalami kenaikan harga di dalam negerinya sendiri. Yang berarti masyarakat akan membeli barang-barang yang akan lebih murah ketimbang yang mahal dengan demikian negara pengeskpor juga akan mengalami pengurangan dalam hal penghasilan karena dagangannya tidak laku. Negara US yang diuntungkan karena mendapatkan selisih tarif yang signifikan. Namun masyarakatnya tersiksa dengan barang-barang keperluannya yang harganya naik. Bukan hanya itu, ternyata banyak negara yang tidak melakukan perlawanan atas kebijakan tersebut. Namun ada juga negara yang melawan dan melakukan retaliasi yakni China. Dan kemudian hal ini dikenal dengan perang dagang, atau sebenarnya adalah Perang Tarif. Tarif Trump ini dijeda dan akan dieksekusi 90 hari kemudian kecuali dengan negara China yang hingga saat ini tarif masuk barang-barangnya selain elektronik terkena tarif 145%. Wow dan china membalasnya dengan tarif 125%. Pertanda apa ini? Banyak sekali analisa-analisa mengapa ada kejadian Tarif Trump ini. Orang-orang pintar membahasnya dan sebagai orang biasa. Kami hanya melihat dan pura-pura menjadi saksi.

Comments

Popular posts from this blog

Cupu Kyai Panjala 2024

Solusi Blogger Blogspot tidak diindex Google

Kepentingan dibalik Konflik Timur Tengah